Rabu, 02 Agustus 2017

Tari Tradisional Sulawesi Tengah

1.Tari Pontanu


Tari Pontanu Sulawesi Tengah
Tari Pontanu adalah tari tradisional Sulawesi Tengah yang menggambarkan kegiatan para penenun di daerah Donggala, Sulawesi Tengah. Tarian ini biasanya ditarikan oleh para penari wanita dan gerakan dalam tarian ini menggambarkan aktivitas para wanita yang sedang menenun Sarung Donggala, yaitu jenis sarung yang khas dari daerah Donggala. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, festival budaya, bahkan promosi wisata

Tari Pontanu dari Sulawesi Selatan ini biasanya dimainkan oleh 4 orang penari wanita atau lebih. Dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya diawali dengan gerakan tari yang dikreasikan. Kemudian di tengah-tengah pertunjukan penari menari dengan gerakan seperti menenun. Pada babak akhir biasanya diakhiri dengan membentangkan sarung khas Donggala yang dibawa masing-masing penari dan dipertunjukan kepada penonton. Sarung tersebut biasanya juga dimainkan seperti dikibarkan layaknya bendera.

Dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya diiringi oleh alunan musik yang dimainkan dengan menggunakan alat musik tradisional Sulawesi Tengah seperti Ngongi dan Ganda. Ngongi sendiri merupakan jenis alat musik seperti Gong, sedangkan Ganda merupakan jenis alat musik seperti Gendang. Untuk irama yang dimainkan biasanya disesuaikan dengan gerakan para penari sehingga terlihat selaras.

Kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Pontanu biasanya merupakan busana adat. Pada busana atasan biasanya menggunakan baju longgar tanpa lengan yang disebut dengan Baju Nggembe. Sedangkan untuk bawahannya menggunakan sarung khas Donggala yang disebut dengan Buya Sabe. Untuk aksesoris penari biasanya menggunakan Dali Taroe (anting), Polosu Unte (tusuk konde), dan Ponto (gelang). Selain itu, penari juga mengenakan sarung tambahan yang dilipat-lipat dan diselipkan pada bagian pinggang. Sarung ini nantinya digunakan untuk menari di bagian akhir tarian.

2. Tari Tradisional Sulawesi Tengah - Tari Pamonte

Tari Pamonte adalah tari tradisional yang mengangkat kegiatan suku Kaili di Sulawesi Tengah saat musim panen padi. mereka memetik dan menuai padi secara bergotong-royong. Pesta panen disebut dengan adat vunja yaitu tradisi masyarakat dalam mensyukuri keberhasilan panen. Dalam tarian ini terlihat jelas proses pengolahan padi menjadi beras. Mulai dari memetik, menumbuk, menapis. Gerak tari pamonte mengikuti syair lagu yang dinyanyikan.


Dalam pertunjukannya, Tari Pamonte ditarikan oleh para penari wanita. Jumlah penari Tari Pamonte ini biasanya terdiri dari 10 orang penari dan seorang Penghulu yang disebut dengan Tadulako. Seorang Tadulako dalam tarian ini berperan sebagai pemimpin tari dan memberikan aba-aba kepada para panari lainnya. Dengan mengenakan busana yang khas layaknya para petani, penari menari dengan gerakannya yang khas mengikuti alunan musik pengiring. 

Gerakan dalam tarian ini dalam tarian ini menggambarkan aktivitas para petani saat masa panen padi, seperti menuai padi, menumbuk padi, menapis dan lain-lain. Gambaran aktivitas petani tersebut dikemas dalam suatu gerak tari yang khas dengan menggunakan caping atau toru sebagai alat yang digunakan untuk menari. 

Dalam pertunjukan Tari Pamonte biasanya diiringi oleh alat musik tradisional seperti Ngongi, Ganda dan alat musik tradisional Sulawesi Tengah lainnya. Selain itu tarian ini juga diiringi dengan nyanyian syair adat yang dinyanyikan oleh pengiring vokal. Gerakan para penari, biasanya juga mengikuti syair yang dibawakan agar terlihat lebih padu. Namun seiring perkembangan teknologi, dan dengan alasan kepraktisan, tari pamonte ada juga yang diiringi dengan musik dari kaset.

Dalam pertunjukan Tari Pamonte, penari menggunakan kostum layaknya para petani dan dipadukan dengan gaya tradisional Sulawesi Tengah. Para penari pamonte biasanya memakai baju kebaya pada bagian atas. Pada bagian bawah biasanya menggunakan kain sarung donggala. Baju kebaya dan sarung tersebut biasanya memiliki motif dan warna khas Sulawesi Tengah. Sedangkan pada bagian kepala biasanya menggunakan kerudung dan memakai caping (toru). 

Tari Pamonte Sulawesi Tengah

3. Tari Tradisional Sulawesi Tengah - Tari Dero

Tari Dero atau Madero adalah tarian yang berasal dari Suku Pamona yang berada di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.Tarian ini tergolong tarian pergaulan yang ditarikan secara masal oleh semua kalangan masyarakat, baik pria maupun wanita, baik tua maupun muda bisa melakukan tarian ini. Tari Dero ini merupakan salah satu tradisi lama masyarakat Suku Pamona yang masih dipertahankan hingga sekarang dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti upacara adat, pesta adat, penyambutan, dan berbagai acara yang bersifat hiburan dan budaya lainnya.Bahkan dalam pertunjukan Tari Dero, biasanya para penonton pun diajak berpartisipasi untuk ikut menari bersama. Mereka berkumpul menjadi satu dan menari dengan diiringi musik pengiring serta nyanyian syair atau pantun. Karena dilakukan dalam jumlah yang banyak, biasanya Tari Dero ini dilakukan di tempat yang luas.

Dalam pertunjukan Tari Dero, pada awalnya para penari dibagi menjadi dua kelompok. Kemudian mereka menuju arena sambil menari dari arah yang berbeda dan bertemu menjadi satu barisan yang panjang. Setelah menjadi satu barisan kemudian mereka menghadap ke satu arah dan menari bersama. Setelah itu kemudian sambil menari mereka membuat formasi melingkar dan menari dengan saling berpegangan tangan.

Gerakan Tari Dero ini cukup sederhana, gerakan tarian ini didominasi dengan gerakan mengayunkan tangan ke depan dan gerakan kaki ke kiri dan ke kanan mengikuti irama. Untuk gerakan kaki ke kanan biasanya dilakukan dengan satu kali, sedangkan gerakan kaki ke kiri biasanya dilakukan dua kali. Sehingga formasi penari akan bergerak searah dengan jarum jam.Dalam pertunjukan Tari Dero biasanya diringi oleh musik tradisional seperti Nggongi dan Ganda. Selain itu, dalam pengiring Tari Dero juga tedapat pengiring vokal yang bertugas menyanyikan syair atau pantun. Untuk irama musik yang dimainkan biasanya disesuaikan dengan nyanyian syair atau pantun yang dibawakan oleh pengiring vokal tersebut.

Untuk kostum yang digunakan para penari biasanya disesuaikan dengan acara. Untuk acara yang bersifat perayaan atau hiburan biasanya penari lebih menggunakan pakaian bebas. Sedangkan untuk acara adat atau pertunjukan tari biasanya penari menggunakan pakaian adat.


4.Tari Balia


Tari Balia merupakan sejenis tarian yang berkaitan dengan kepercayaan animism, yaitu pemujaan terhadap benda keramat, khusunya yang berhubungan dengan pengobatan tradisional terhadap seseorang yang terkena pengaruh roh jahat. Pengertian Balia ialah tantang dia (Bali = tantang, ia/iya = dia), yang artinya melawan setan yang telah membawa penyakit dalam tubuh manusia. Balia dipandang sebagai prajurit kesehatan yang mampu untuk memberantas atau menyembuhkan penyakit baik itu penyakit berat maupun ringan melalui upacara tertentu. Masuk atau tidaknya makhluk-makhluk tersebut ditentukan oleh irama pukulan gimba (gendang), lalove (seruling) yang mengiringi jalannya upacara ini.

Tari Jepeng

Tari Jepeng merupakan jenis tarian yang bernafaskan Islam. Pada mulanya tari Jepeng hanya ditarikan oleh kaum dewasa secara berpasangan, pada acara pesta perkawinan, khitanan, syukuran dan sebagainya, namun seiring perkembangan jaman, tari ini mulai dikreasikan, sehingga dapat dilakukan oleh kaum wanita dan pria secara berpasangan. Tarian ini diiringi kesenian marawasi, bersama-sama dengan alat kesenian lainnya seperti gambus, dan biola (viol). 




sumber:http://www.tradisikita.my.id/2016/09/10-tari-tradisional-sulawesi-tengah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar